Game Modern : Antara Realitas dan Kekerasan. Sobat maniax, kali ini saya mau bahas tentang perkembangan game-game yang saat ini jadi semakin canggih dan mulai mendekati realitas. Saya sempat baca dibeberapa forum bahwa game modern ini nanti akan segera berkembang ke arah virtual reality yang tentu saja lebih melibatkan fisik dari para pemainnya dibandingkan hanya menggunakan stik saja, namun perkembangan game ini sempat terhambat karena banyaknya protes.
Bagaimana bisa sebuah game diprotes? Mungkin itu pertanyaan yang ada dibenak anda tapi bisa jadi anda akan berkata lain jika anda melihat game-game dengan kekerasan tinggi yang bahkan anda sendiri bisa mencabik-cabik lawan anda hingga terpotong-potong dan tentunya juga dibarengi dengan suara siksaan orang yang tercabik itu.
Antara Realitas dan Kekerasan dalam Game Modern
Semakin modern sebuah game memang dituntut untuk semakin mendekati realitas kehidupan nyata, contohnya seperti :
- Efek Gerakan karakter baik saat jalan, berlari, menunduk, melompat dan lain sebagainya
- Efek bunyi lingkungan disekitarnya seperti bunyi binatang jangkrik, suara angin dan lain lain
- Efek Tubrukan karakter dengan barang seperti batu, dan lain lain
- dan masih banyak lagi...
Nah dari beberapa efek diatas ini sebenarnya masih dalam batas wajar karena tidak ada unsur terlarang didalamnya, tapi setelah para developer mulai mengembangkan game-game shooter dengan tingkat realitas cukup tinggi, muncullah sebuah efek yang bisa dikatakan sadis dan hanya untuk kalangan tertentu saja.
Efek sadis ini bisa berupa menembak kepala musuh hingga pecah, memotong-motong musuh hingga berkeping-keping, meledakkan musuh dengan bom dan masih cukup banyak efek lain yang intinya membuat lawan mati menderita dengan kondisi tubuh yang mengenaskan. Awalnya hal seperti ini dianggap wajar karena sesuatu yang mendekati realitas tentu saja diperlukan agar pemainnya bisa meresapi game tersebut, tapi setelah banyaknya kejadian kekerasan pembunuhan yang bahkan melibatkan anak-anak sebagai pelakunya, maka game-lah yang dianggap sebagai hal pemicu kejadian ini.
Kekerasan anak-anak salah siapa? Game atau Orang tua?
Para orang tua banyak sekali yang memprotes game-game berunsur kekerasan tingkat tinggi seperti seri GTA, Saint Row, dan juga Call Of Duty. Saya pribadi sangat setuju jika game seperti GTA dan Saint Row ini diprotes, karena kebanyakan hanya mengajarkan sesuatu yang bersifat negatif seperti pemakaian dan penjualan obat-obatan terlarang, sex bebas sampai dengan membunuh dengan dingin di depan umum. Apa gunanya game tersebut? Bagi saya pribadi... Nol Besar.
Lalu bagaimana dengan game sejenis Call Of Duty? Beberapa seri Call Of Duty memang cukup kontroversial karena sering kali di dramatisir dari kisah nyata dengan alur yang jelas-jelas cukup berbeda. Namun dari sisi permainan masih ada yang bisa dipelajari, seperti bagaimanakah menyusup ke daerah lawan tanpa ketahuan, bagaimana misi kita menyelamatkan sandera tanpa harus membunuh orang dan banyak lagi. Tapi sekali lagi, berguna bagi siapa? Tentu saja bagi orang-orang dewasa khususnya mereka yang bekerja sebagai pelindung masyarakat seperti Polisi, ABRI dan lain-lain.
Nah sebenarnya kesalahan siapa pembunuhan secara sadis yang dilakukan oleh anak-anak ini? Salah orang tua ataukah justru game-nya? Dan mungkin jawaban paling benar adalah kesalahan keduanya. Dari sisi orang tua, bagaimana bisa orang tua tidak mengawasi anaknya ketika bermain sebuah game? Apakah mereka tidak bisa mendengar dan melihat adegan kekerasan yang terjadi dari game yang dimainkan oleh anak-anaknya? Sangat tidak masuk akal jika mereka tidak tahu, kecuali para orang tua itu yang mengajarkannya pada mereka baik dengan menunjukkannya secara langsung atau dengan tidak memperhatikannya dengan baik.
Dari sisi game, tentu saja game beserta developer dan penjualnya juga banyak yang bersalah. Seharusnya game dengan kekerasan tingkat tinggi hanya dijual pada kalangan tertentu saja, seperti orang-orang yang bekerja dalam bidang keamanan. Coba saja jika seperti satpam, polisi, atau abri yang memainkan game seperti ini. tentu saja hasilnya akan sangat berbeda karena mereka bisa mendapatkan ilmu baru juga bagaimana cara menghadapi musuh.
Perkembangan Game Modern dengan Kekerasan haruskah berlanjut?
Game saat ini memang sudah bisa ditebak arahnya yaitu Realitas. Ya, awalnya game yang hanya sekedar hiburan ternyata mulai berubah haluan menjadi sesuatu yang berbau realitas dan bahkan bisa mengajari para pemainnya untuk mendapatkan ilmu baru dalam dunia nyata. Sayangnya hal ini sering disalah gunakan dengan menjualnya pada kalangan umum termasuk anak-anak padahal tidak semua game realitas ini pantas. Seandainya saja game realitas berunsur kekerasan dan perang ini (yang masih masuk akal dan bisa dipelajari pemainnya dalam hal positif, tidak seperti seri GTA dan Saint Row) dijual secara khusus dan tidak mudah didapatkan ditempat umum, pasti anak-anak juga tidak akan bisa memainkan game ini sembarangan.
Tentunya itu semua juga tidak terlepas dari peran orang tua dalam mengawasi anak-anaknya dalam bermain. Orang tua yang baik bukanlah orang tua yang selalu menuruti keinginan anaknya, melainkan harus menjadi orang tua yang bisa mendidik anaknya hal yang baik dan menjauhkannya dari hal yang buruk dengan dibarengi perhatian yang luar biasa. Bisakah anda sebagai orang tua melakukan itu? Pasti bisa :)
Artikel ini merupakan pendapat saya pribadi sebagai seorang gamer, dan tentu saja saya tidak ingin menyinggung siapapun dalam artikel ini. Semoga sedikit artikel ini bisa bermanfaat dan tidak membuang waktu anda secara percuma :)
0 komentar:
Posting Komentar